Kecerdasan produksi kini sudah kian memasuki kehidupan manusia. Meskipun secara masal, pengaplikasian kecerdasan produksi seringkali melulu di smartphone saja, telah tidak sedikit bentuk kecerdasan produksi atau AI yang dimanfaatkan umat manusia.
Sudah tidak sedikit ketakutan datang berhubungan adanya bisa jadi kecerdasan produksi jadi terlampau cerdas dan malah merugikan kehidupan manusia.
Meski demikian melalui tidak sedikit riset dan uji coba, kecerdasan produksi tidak pernah 'bandel'. Kebanyakan korban dari AI malah karena human error.
AI bahkan seringkali malah menunjukkan kecerdasan yang bahkan tak diinginkan oleh pengembangnya.
Nah, inilah ini ialah deretan momen kecerdasan produksi yang menjadi terlampau cerdas, seperti dikutip dari Listverse.
1. Secara Akurat Prediksi Kehamilan
Saat ini, mal dan toko telah memakai penggalian data atau data mining guna tetap terhubung dengan konsumen dan opsi produk yang dibelinya di toko tersebut.
Tentu, andai Anda belum mengetahui, data mining ialah dasar dari kepintaran buatan.
Dalam konteks toko, sebagai konsumen kita dapat diberi rekomendasi untuk melakukan pembelian barang apa menurut pola melakukan pembelian barang dan apa yang sudah kita belanjakan.
Salah satu toko ritel terbesar di AS yaitu Target memakai teknik ini, dan situasi konsumen dapat diprediksi melewati ini.
Target kesudahannya tak sengaja menebak bahwa seorang gadis SMA tengah hamil menurut pembeliannya. Keluarganya, mendapatkan barisan rekomendasi produk bayi serta voucher diskon guna pembelian dagangan serupa.
Sang ayah yang tak tahu apa-apa, kesudahannya memprotes urusan tersebut. Namun saat tahu anaknya benar hamil, sang ayah meminta maaf.
Ternyata, kepintaran buatan dapat mengetahui kehamilan lebih dulu ketimbang ayah sendiri.
2. Memenangkan Pertandingan Catur Melawan Master
Para penyuka teknologi tentu sudah tahu soal berita ini, di mana semenjak 2016 lalu, penguasa catur China atau Go ialah sebuah kepintaran buatan. Bukan lagi sang grandmaster yang seorang manusia.
Setelah dikembangkan selama sejumlah tahun, komputer DeepMind kepunyaan Google akhirnya mengungguli grandmaster permainan catur China Go di dua pertandingan mula dari 5 seri yang ada.
Menggunakan DeepMind, ilmuwan Google sukses mengembangkan program berbasis AI atau kepintaran buatan mempunyai nama 'AlphaGo'.
AlphaGo sukses mengalahkan pemain Go manusia, yakni grandmaster Lee Sedol dari Korea Selatan.
Permainan Go dipilih karena dirasakan paling dapat memperlihatkan kepintaran komputer DeepMind. Permainan ini memiliki tidak sedikit kemungkinan langkah, jauh melebihi catur.
Sehingga diperlukan strategi kompleks guna memenangi pertandingan, lagipula melawan grandmaster.
3. Menulis Lagu dan Merilis Album
Pada 2017, kecerdasan produksi mencapai titik bahwa insan tak lagi diperlukan untuk menciptakan sebuah musik.
Pasalnya sebuah kepintaran buatan mempunyai nama Amper ini dapat membuat, memproduksi dan memainkan suatu lagu. Bahkan kecerdasan produksi ini menyuruh kolaborasi seorang biduan pop mempunyai nama Taryn Southern.
Amper sendiri adalahkarya campuran dari musisi dan ilmuwan AI. Sebuah single berjudul "Break Free" diluncurkan di semua dunia pada 21 Agustus 2017.
Taryn Southern sendiri yang bekerjasama di posisi vokal, berkomentar bahwa ia merasa lucu sebab mempunyai pasangan bermusik yang tak dapat lelah dan pengetahuan musiknya tak terbatas secara harfiah.
4. Hampir Memenangkan Penghargaan Bagi Sebuah Tulisan Novel
Sebuah penghargaan bidang literatur yaitu Hoshi Shinichi Literary Award, menyenangi sebuah novel dan nyaris memberinya penghargaan. Hanya saja kesudahannya mereka tahu bila novel itu tidak ditulis oleh manusia, tetapi komputer.
Novel ini dinyatakan sebagai karya literatur dan terdapat di perpustakaan seantero Jepang.
Dewan juri dari Hoshi Shinichi Literary Award yang pun penulis rekaan ilmiah yaitu Satoshi Hase, menyebut pun bahwa ia kaget dengan karya tersebut sebab sangat terlihat laksana novel yang terstruktur.
5. Saling Berbicara Kepada Sesama AI Dengan Bahasa Rahasia
Di sebuah masa, Facebook pernah mengembangkan suatu proyek chatbot dan melakukan percobaan dengan layanan chat berbasis kecerdasan produksi tersebut.
Namun kesudahannya proyek itu diabaikan. Pasalnya, dua chatbot mengubah bahasa Inggris dengan bahasa yang tidak komprehensif dengan keterampilan manusia guna memahami. Bahkan oleh semua pengembang kepintaran buatannya.
Para developer meyakinkan, bahwa apa yang 'diobrolkan' oleh kedua chatbot itu bukan 'omong kosong'. Hal ini dalam artian arah pembicaraannya terprogram namun tidak dapat dimengerti.
Dua chatbot itu sebelumnya diberi nama Bob dan Alice, tetapi akhirnya proyek itu diakhiri.
Hal semacam ini pernah terjadi di Google di mana sistem pembelajaran mesin untuk software Translate dapat menciptakan bahasa dan logat sendiri.
6. Mengkritik Pemerintah
Baby Q dan Little Bing ialah sebuah chatbot yang didesain untuk meluangkan informasi guna pertanyaan-pertanyaan umum. Layaknya Google yang dapat diajak chat.
Layanan ini terdapat di dalam software messenger kepunyaan Tencent laksana WeChat.
Nah, di sebuah ketika, seorang pemakai mengetikkan "Hidup Partai Komunis" untuk Baby Q. Cina sendiri memang dikuasai partai tunggal yaitu Partai Komunis.
Namun Baby Q malah membalasnya dengan kritikan, "Menurutmu apakah rezim politik yang korup dan tidak kompeten itu dapat berkuasa selamanya?"
Pengguna lain pun bertanya, "apakah demokrasi tersebut baik?" Baby Q membalas "Demokrasi tersebut dibutuhkan!"
Inilah hebatnya kecerdasan produksi besutan Cina yang malah mengkritik pemerintahnya sendiri.
7. Memiliki Pemikiran Layaknya Manusia
Di titik ini, kecerdasan produksi telah menjangkau tingkatan yang mengerikan. Bagaimana tidak, kecerdasan produksi kini telah sukses melalui tes kesadaran diri.
Sebuah AI mempunyai nama King's Wise Man besutan Rensselaer Polytechnic Institute ialah yang mengembangkannya.
Hal ini menunjukkan bahwa robot sudah mempunyai pemikiran dan kesadaran layaknya manusia.
Di momen lain, suatu komputer super berbasis AI sukses memecahkan ujian Turing.
Ujian Turing atau Turing Test ialah metode uji kecerdasan mesin yang serupa manusia. Mesin bakal lulus andai pelaku interogasi tak dapat bedakan apakah jawaban itu datang dari mesin atau manusia.
Para partisipan juga percaya saat mereka dinamakan sedang berkata dengan anak 13 tahun, yang sebetulnya mereka sedang berkata dengan komputer.